Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

Peduli, Inklusi, Solidaritas, Meraih Harapan

Montov

Hari AIDS Sedunia, Pentingkah?

  • 01 Desember 2023
  • 3 menit waktu baca

Bagikan

Hari AIDS Sedunia (HAS), pertama kali dilakukan pada tanggal 1 Desember 1988. Digagas oleh pejabat UNAIDS di World Health Organization/WHO sebagai hari peningkatan kewaspadaan dan kesadaran terhadap wabah penularan HIV dan AIDS di seluruh dunia. Setiap tahun, Hari AIDS Sedunia atau HAS ini memiliki tema tertentu. Untuk tahun 2023 ini memiliki tema global “Let’s Community Lead” dan tema nasional “Bergerak Bersama Komunitas : Akhiri AIDS 2030”. 

Kenapa Hari AIDS Sedunia dirayakan?

Menurut WHO, semenjak awal epidemi, 85,6 juta orang telah terinfeksi dengan HIV. Dan sekitar 40,4 juta orang meninggal karena AIDS di seluruh dunia. Sekitar 39 juta orang hidup dengan HIV (ODHIV) pada akhir tahun 2022. Sebagai pengingat, HIV dan AIDS meski sering ditulis HIV/AIDS, pada kenyataannya merupakan hal yang berbeda. HIV adalah virus yang menyerang sistem daya tahan tubuh seseorang. Sedangkan AIDS adalah komplikasi berbagai penyakit yang telah muncul karena orang dengan HIV tidak ditangani. Orang yang memiliki HIV dalam tubuhnya bisa tetap sehat dan memiliki angka harapan hidup yang sama dengan mereka yang tanpa HIV. Antiretroviral/ARV adalah sebuah terapi obat yang membuat seseorang dengan HIV bisa tetap bertahan hidup, produktif dan berfungsi normal di masyarakat. ARV ini menekan jumlah virus sehingga dari HIV tidak menjadi komplikasi atau menjadi AIDS. Keberhasilan ARV ini bisa dikontrol dengan melakukan sebuah test yang disebut cek Viral Load. Hasil Viral Load “TIDAK TERDETEKSI” sudah “TIDAK BISA MENULARKAN”. Ada juga program PPIA atau Program Pencegahan dari Ibu ke Anak. Sehingga Ibu dengan HIV bisa tetap hamil, melahirkan, tanpa menularkan kepada bayi yang dikandungnya. Hal-hal dan berita baik ini kadang tidak diberitakan oleh media kepada masyarakat, sehingga jika ada yang mengatakan HIV atau AIDS, di benak mereka adalah sebuah penyakit mematikan yang tidak ada obatnya. Padahal salah.

Apa saja yang biasa dilakukan selama hari itu?

Sebenarnya banyak hal yang biasa dilakukan. Dari mulai berkumpulnya para aktivis dan relawan, termasuk petugas kesehatan dan lembaga-lembaga terkait. Biasanya juga para pemangku kebijakan yang biasanya tidak ada, tiba-tiba muncul. Kemudian acara yang biasa dilakukan seperti talkshow/sosialisasi dengan narasumber dari para ahli (dokter, konselor, aktivis dsb), sharing session langsung dengan ODHIV (Orang Dengan HIV) yang sudah open status, kadang gerak jalan, kadang booth-booth jualan pernak-pernik, kadang cek VCT, kadang membagikan bunga di jalan, penampilan hiburan musik, seni, dsb. Pokoknya macam-macam. Dan biasanya ditutup dengan puisi dan penyalaan lilin sebagai perlambang teman-teman ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang telah mendahului.

Baca juga:  Bagaimana Mengatasi Stigma dan Diskriminasi Terhadap ODHIV

Apakah HAS ini penting dirayakan?

Dari segi kepentingan, banyak sudut pandang yang bisa dilihat. 

Misal dari segi teman-teman ODHIV, HAS bisa saja penting karena bisa mengingatkan mereka dengan perjuangan mereka selama ini. Dari mulai perjalanan sakit, mulai terapi Antiretroviral, hingga bisa sehat seperti sekarang. Bisa juga menjadi pengingat dengan teman-teman seperjuangan, suami atau istri, anak, ayah, ibu, kakak atau adik mereka yang telah pergi. 

Dari sudut pandang masyarakat awam, mungkin bisa membuka pikiran mereka tentang HIV, AIDS, pengobatannya, sehingga mereka bisa lebih paham, menjadi lebih sadar dan mau melakukan cek kesehatan mereka sendiri. 

Dari sudut pandang lain misalkan bisa memberikan bukti bahwa selain ODHIV, ada juga orang yang peduli, entah itu petugas kesehatan, masyarakat umum, hingga pemangku kebijakan. 

Tapi ada juga yang menganggap hal ini hanyalah seremonial belaka. Karena apa yang dilakukan satu hari ini biasanya tidak ada efek yang bertahan lama atau membekas. Stigma masih ada pada ODHIV itu sendiri, keluarga, lingkungan, petugas kesehatan, hingga pemangku jabatan. Kasus tiap hari masih ada. Kematian karena AIDS masih banyak terjadi. 

Jadi silahkan memilih sudut pandang yang sekiranya cocok. Anda yang menentukan.

Tentang Penulis

Pria ganteng kelahiran 88 ini senang bermain game dan menikmati alam dikala senggang. Peduli dengan isu HIV sejak tahun 2016an. Saat ini menyibukkan diri menjadi Pendukung Sebaya di daerah kelahirannya, Ciamis, Jawa Barat. Selain itu dia mencoba terus memberikan edukasi, pemahaman penularan & perawatan HIV dimanapun ia berada, terutama media sosial pribadinya.

Anda berada di wilayah Yogyakarta dan terpapar HIV?

Jangan takut untuk menghubungi Pita Merah Jogja dan kami akan memberikan pendampingan serta informasi apa yang harus Anda lakukan. Apabila Anda dari luar Yogyakarta juga dapat menghubungi kami, kami akan coba beri informasi sebisa kami.

Sebelumnya

Peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) Kota Yogyakarta 2023, Bergerak Bersama Komunitas: Akhiri AIDS 2030 

Selanjutnya

Tips dan Trik Mengatasi Rasa Bosan Minum ARV Setiap Hari