Kadang-kadang terjadi salah kaprah tentang apa yang dapat dilakukan oleh obat HIV yaitu Antiretroviral atau biasa disingkat ARV. Banyak yang menganggap bahwa ARV akan membuat virus HIV “tertidur”, padahal istilah yang tepat adalah tersupresi. Jadi ARV menekan (supresi) virus tersebut dengan cara memblokir enzim yang dibutuhkan virus HIV untuk mereplikasi dirinya sendiri. Ketika virus tidak dapat menggandakan dirinya sendiri, virus tersebut pada akhirnya akan berkurang di dalam tubuh dan sistem kekebalan tubuh ODHIV dapat pulih seiring waktu. Penggunaan ARV secara konsisten dan patuh dapat mengurangi jumlah virus HIV dalam tubuh sampai level yang tidak terdeteksi.
Sampai saat ini ARV tidak mampu mencapai sel HIV dalam reservoir, yang merupakan sel-sel yang menyimpan virus HIV dalam bentuk laten atau tidak aktif. Karena itu, ARV tidak dapat menghilangkan HIV sepenuhnya dari tubuh.
Sel-sel reservoir ini menjadi tempat perlindungan bagi virus HIV, sehingga meskipun seseorang menggunakan terapi ARV, virus masih dapat diproduksi oleh sel-sel reservoir tersebut. Terlebih lagi, sel-sel reservoir dapat menjadi aktif kembali jika terapi ARV dihentikan, yang dapat menyebabkan peningkatan produksi virus dan kemungkinan kekambuhan infeksi HIV.
Tetapi ketika ODHIV mengonsumsi ARV secara teratur, beban virus dalam darah mereka dapat menurun menjadi tingkat yang tidak terdeteksi. Ini berarti bahwa jumlah virus HIV dalam darah sangat sedikit sehingga tidak bisa terdeteksi melalui tes standar. ODHIV dengan beban virus yang tidak terdeteksi dianggap tidak dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Sangat penting bagi ODHIV untuk tetap patuh dan teratur mengkonsumsi ARV setiap hari agar jumlah virus dalam darah sangat rendah hingga tidak terdeteksi. Jumlah virus dalam darah ini dikenal dengan istilah viral load (VL). Pemeriksaan VL ini wajib dilakukan pada bulan ke 6 dan 12 setelah pengobatan ARV dan selanjutnya bisa dilakukan setahun sekali. Ketika tingkat virus sangat rendah / tidak terdeteksi, maka ia sudah tidak bisa lagi menularkan virus tersebut kepada orang lain dan ia akan tetap bisa menjalani kehidupan layaknya orang tanpa HIV.