Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) penyintas memiliki arti: sesuatu (orang, dsb.) yang mampu bertahan hidup, atau mampu mempertahankan keberadaannya. Tetapi kata penyintas sering digunakan ketika orang berhasil sembuh dari penyakit. Ketika orang tersebut pernah sakit berbahaya yang dapat mengancam jiwanya kemudain berhasil sembuh dari penyakitnya, maka ia disebut penyintas. Lalu bagaimana dengan HIV? Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, walaupun orang yang terkena virus ini dapat tetap sehat dan hidup normal seperti orang lainnya, tetapi virusnya tetap ada ditubuh mereka. Apakah mereka disebut penyintas?
Terlepas dari pengertian penyintas yang ambigu, apabila kita menganggap pengertian penyintas itu berarti orang yang benar-benar sudah sembuh dari HIV, maka didunia ini terdapat 7 orang penyintas HIV.
Bagaimana mereka bisa sembuh? rata-rata mereka menjalani pengobatan yang sama, mereka terkena kanker leukimia atau limfoma dimana pengobatannya adalah dengan melakukan transplantasi sumsum tulang (transplantasi sel punca). Sel punca adalah sel-sel yang diproduksi oleh sumsum tulang (jaringan berongga yang berada di tengah tulang) yang dapat berubah menjadi sel darah baru. Pada semua kasus tersebut mereka menerima sel punca dari orang yang memiliki imun alami terhadap infeksi HIV karena adanya mutasi ganda CCR5-delta-32. Orang-orang dengan mutasi genetik langka ini tidak memiliki reseptor CCR5 pada sel-sel sistem kekebalan tubuh mereka, sehingga HIV tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tersebut.
1. The Berlin Patient – Timothy Ray Brown
Orang yang pertama sembuh dari HIV adalah Timothy Ray Brown warga Amerika yang tinggal di Berlin. Ia menderita Leukimia dan pada tahun 2006 melakukan 2 kali transplantasi. Ia menerima genetik langka CCR5-delta-32 yang artinya tidak memiliki reseptor CCR5 sehingga HIV tidak bisa masuk ke sel tersebut. Ketika melakukan transplantasi pertama, ia berhenti meminum ARV dan anehnya Viral Load nya tidak naik. Peneliti kemudian memeriksa dengan teliti, darah, otak, usus dan jaringan lainnya. Pada Desember 2010 ia berbicara kepada publik dan peneliti mulai menyatakan bahwa ia sembuh total dari HIV. Ia kembali ke Amerika Serikat dan menjadi pembicara HIV tetapi sayangnya pada September 2020 ia meninggal dunia pada usia 54 tahun karena kanker leukimia nya kembali. Tetapi selama 14 tahun sejak 2006 ia telah sembuh dari HIV. Kasus Brown ini membuat peneliti mencari ODHIV dengan kasus yang sama seperti Brown untuk melakukan hal yang sama.
2. The London Patient – Adam Castillejo
Orang kedua yang dilaporkan sembuh dari HIV pada tahun 2019 adalah Adam Castillejo. Ia menjalani pengobatan untuk penyakit limfoma hodgkin (kanker getah bening) dimana ia harus melakukan transplantasi sel punca. Saat itu donornya juga memiliki imun alami terhadap HIV yang membuat CD4 Adam Castillejo tidak memiliki reseptor CCR5. Ia menghentikan minum ARV 16 bulan setelah transplantasi dan setahun kemudian ia muncul dipublik dan dinyatakan sembuh HIV. Pandemi COVID membuatnya tidak sempat bertemu Timothy Ray Brown tetapi mereka sempat berbicara melalui telepon sebelum Timothy Ray Brown meninggal. 5 tahun kemudian setelah menghentikan ARV, ia masih terbebas dari virus HIV.
3. The Düsseldorf Patient – Marc Franke
Marc Franke sebenarnya lebih dahulu menjalani transplantasi sebelum Adam Castillejo. Ia menderita kanker leukimia dan menjalani transplantasi sel punca dari orang yang imun terhadap HIV pada tahun 2013. Tetapi ia lebih berhati-hati dan tetap mengkonsumsi ARV hingga November 2018 dimana ia benar-benar menghentikan minum ARV. Ia dinyatakan bebas HIV pada tahun 2019 diwaktu yang sama dengan Adam Castillejo dan 4 tahun kemudian pada Februari 2023 dokter menyatakan bahwa ia benar-benar sembuh dari HIV. Marc Franke juga menyatakan bahwa ia telah berbicara dengan donornya dan tetap berkomunikasi dengan orang-orang yang telah sembuh dengan HIV lainnya.
4. The New York Patient
Namanya masih dirahasiakan tetapi ia merupakan perempuan pertama yang sembuh dari HIV. Professor Yvonne Bryson menceritakan kisah pasien ini pada Februari 2022 dimana saat itu ia sudah tidak minum ARV selama 14 bulan dan tidak ditemukan virus HIV sama sekali. Pada tahun 2017 pasien tersebut melakukan transplantasi haplo-cord blood dari donor yang memiliki genetik langka CCR5-delta-32. Ia melakukan transplantasi tersebut untuk menyembuhkan leukimia dan sekarang sudah dinyatakan sembuh dari HIV.
5. The City of Hope Patient – Paul Edmonds
Seorang warga California yang menderita kanker leukimia dan pada Juli 2022 melakukan transplantasi dari donor yang memiliki genetik langka CCR5-delta-32. Dia merupakan orang yang telah hidup dengan HIV terlama selama 31 tahun. 2 tahun setelah transplantasi ia menghentikan ARV dan 17 bulan kemudian masih tidak ditemukan HIV ditubuhnya. Ia dinyatakan bebas dari HIV dan menjadi orang tertua dengan usia 63 tahun.
6. The Geneva Patient – Romuald
Romuald terkena HIV ketika berumur 18 tahun pada tahun 1990. Ia memulai pengobatan ARV dan pada tahun 2005 baru dinyatakan undetected. Kasus Romuald ini yang paling aneh dan menarik karena ia menderita leukimia dan setelah beberapa kali kemoterapi ia akhirnya melakukan transplantasi pada tahun 2018. Masalahnya donornya tidak memiliki genetik langka CCR5-delta-32, tetapi jumlah virus HIV nya terus menurun. Ia menghentikan ARV dan mengkonsumsi PrEP dua kali pada November 2021 dan 20 bulan kemudian kadar viral load nya masih tidak terdeteksi dan para peneliti masih meneliti apakah virusnya benar-benar sudah hilang. Ini merupakan terobosan baru karena donor yang ia terima tidak memiliki genetik langka CCR5-delta-32. Saat ini para peneliti masih meneliti kasus Romuald ini yang diharapkan dapat memberikan kemajuan baru pengobatan HIV & AIDS.
7. The Next Berlin Patient
Seorang pria warga Jerman berusia 60 tahun dengan HIV sejak 2009 juga terkena Leukimia dan menjalani pengobatan dengan cara transplantasi seperti yang lain. Yang menarik dari kasus ini adalah ia mendapatkan donor bukan dari donor yang memiliki mutasi ganda CCR5-delta-32 tetapi mutasi tunggal CCR5-delta-32. Ini tentu hal yang baru dan akan lebih menjanjikan bagi peneliti kedepannya, apalagi jumlah manusia dengan mutas tunggal CCR5-delta-32 tidak selangka jumlah orang dengan mutasi ganda CCR5-delta-32. Ia menjalani transplantasi pada tahun 2015 dan diakhir 2018 menghentikan minum ARV. 5 setengah tahun kemudian setelah dilakukan pengecekan mendetail ternyata ia masih terbebas dari virus HIV.
3 diantara mereka hadir di AIDS 2024
Adam Castillejo (The London Patient), Marc Franke (The Düsseldorf Patient) dan Paul Edmonds (The City of Hope Patient) yang ketiganya telah menjadi teman akan hadir dalam pre-conference AIDS 2024.