Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

Peduli, Inklusi, Solidaritas, Meraih Harapan

Montov

Apa itu HIV dan AIDS? Apa Perbedaan Keduanya?

  • 19 Mei 2023
  • 4 menit waktu baca

Bagikan

Begitu mendengar kata-kata HIV & AIDS, kita pasti sudah membayangkan suatu momok yang menakutkan. Membayangkan bahwa orang-orang yang terkena HIV & AIDS sebagai sesuatu yang mengerikan dan menjauhi mereka. Stigma dan diskriminasi yang salah mengenai pemahaman HIV & AIDS ini yang harus dihindarkan, karena orang dengan HIV (ODHIV) jika rutin minum obat maka ia tetap sehat dan melakukan aktifitas seperti orang-orang lainnya. Yuk, kita pahami segala sesuatu tentang HIV & AIDS.

HIV

Human Immunodeficiency Virus atau biasa disingkat dengan HIV merupakan virus penyebab AIDS yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini dapat melemahkan kemampuan tubuh kita dalam melawan infeksi dan penyakit. Virus ini terdapat dalam cairan tubuh pengidapnya seperti di darah, air mani ataupun cairan vagina. Pengidap HIV akan tetap terlihat sehat tetapi apabila tidak diobati maka ia akan menjadi AIDS dalam waktu 5-10 tahun.

AIDS

Acquired Immune Deficiency Syndrome atau biasa disingkat dengan AIDS merupakan suatu kondisi atau sindrom dimana virus HIV sudah dalam tahap menurunnya kekebalan tubuh. Ketika sudah mengalami AIDS maka tubuh seseorang sudah tidak memiliki kemampuan pertahanan dalam melawan infeksi dan penyakit. Sehingga orang yang sudah sampai tahap AIDS dapat dengan mudah terserang penyakit yang dapat menyebabkan kematian.

Nah, kalau kita sudah memahami perbedaannya berarti apabila kita terkena HIV maka kita harus segera berani untuk mengobatinya agar virus HIV tidak membuat kita sakit ke tahap berikutnya hingga menyebabkan AIDS. Orang yang terkena virus HIV terbagi kedalam 4 tahap yaitu:

  • Tahap I – Jika orang dengan HIV terus berobat dengan teratur, maka ia akan berada pada tahap ini. Mereka tetap sehat tanpa menunjukkan gejala apapun. Jumlah virus HIV mereka sudah sedikit dan hampir tidak terdeteksi atau dengan kata lain virusnya “tertidur”. Pada tahapan ini ODHIV sudah tidak bisa menularkan virusnya ke orang lain. Bahkan Ibu hamil dengan virus HIV pada tahapan ini dapat melahirkan anak normal tanpa terkena HIV. Bagi Anda yang terkena HIV, Anda harus rajin minum obat agar berada pada tahapan ini.
  • Tahap II – Pada tahapan ini seseorang sudah dapat menularkan virus HIV kepada orang lain. Pada tahapan ini pula kekebalan tubuh mulai berkurang dan mulai terkena penyakit infeksi saluran pernafasan dan juga demam.
  • Tahap III – Tahapan ini merupakan tahapan dimana seseorang sudah bisa disebut mengidap AIDS karena kekebalan tubuh sudah berkurang. Pada tahapan ini pula mulai timbul penyakit diare kronis, infeksi bakteri hingga TBC paru-paru yang menyebabkan batuk.
  • Tahap IV – Tahapan ini daya tahan tubuh sudah benar-benar rendah sehingga mulai terserang infeksi jamur di mulut, alat kelamin. Pembengkakan pada kelenjar dan leher serta demam yang tidak sembuh-sembuh dan mulai kehilangan nafsu makan yang membuat berat badan turun. Serta terserang penyakit-penyakit lainnya yang berbeda-beda disetiap orang.
Baca juga:  Kisah Orang-orang yang Telah Terobati dari HIV

Apabila kita melakukan pengobatan HIV secara rutin dan mengobati penyakit-penyakit penyerta lainnya, maka kita bisa tetap naik ke tahapan yang lebih rendah. Jadi kita harus berani memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit agar diberi pengobatan HIV dan penyakit-penyakit lainnya dengan benar.

Bagaimana gejala AIDS?

Setelah terinfeksi HIV biasanya tidak ada gejala dalam waktu 5-10 tahun, keadaan ini berbeda-beda tergantung daya tahan tubuh setiap orang. Kemudian AIDS mulai berkembang dan menunjukkan gejala sebagai berikut :

  • Kehilangan berat badan secara drastis.
  • Diare yang berkelanjutan.
  • Pembengkakan pada leher dan atau ketiak.
  • Batuk terus menerus.
  • Herpes zoster (mirip cacar air) yang tidak kunjung sembuh.
  • Kulit gatal diseluruh tubuh.

Bila Anda merasakan gejala-gejala tersebut dan merasa telah melakukan hal-hal atau perilaku yang dapat menularkan HIV, maka segera lakukan tes darah untuk mengetahui apakah Anda terinfeksi HIV atau tidak.

Cara-cara penularan virus HIV dan mitosnya

Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa virus HIV berada di darah, air mani dan air vagina. Maka penularan HIV dapat terjadi karena:

  • Hubungan seks vaginal, oral dan anal tanpa menggunakan pengaman.
  • Kemasukkan darah / produk darah yang terinfeksi.
  • Penggunaan jarum suntik bergantian yang telah terkena darah yang terinfeksi.
  • Penularan dari ibu ke bayi saat mengandung, melahirkan maupun menyusui.

Kegiatan-kegiatan berikut ini tidak dapat menularkan virus HIV:

  • Bersentuhan, berpelukan, ciuman.
  • Sharing alat makan dan minum.
  • Gigitan nyamuk.
  • Keringat, air mata, air kencing ataupun ludah.
  • Berenang bersama di kolam renang umum.
  • Memakai WC umum.

Mitos-mitos mengenai virus HIV

  • HIV/AIDS merupakan penyakit kutukan Tuhan
    • Tidak benar karena semua orang bisa tertular baik remaja, dewasa, anak-anak maupun bayi.
  • HIV/AIDS merupakan penyakit orang barat/turis
    • Tidak benar karena penyebaran HIV tidak berdasarkan pada ras.
  • HIV/AIDS hanya menular lewat hubungan seks
    • Tidak benar, penularan bisa melalui semua aktifitas yang berhubungan dengan pertukaran cairan tubuh seperti penggunaan jarum suntik bergantian.
  • HIV/AIDS penyakit kaum homoseksual
    • Tidak benar, semua golongan dapat terular.
  • HIV/AIDS banyak diderita oleh pekerja seks
    • Tidak benar, setiap orang beresiko untuk tertular.
  • HIV/AIDS dapat menular melalui kontak sosial sehari-hari
    • Tidak benar, HIV/AIDS tidak dapat menular tanpa ada pertukaran cairan tubuh.

Tentang Penulis

Pita Merah Jogja adalah organisasi yang peduli dan inklusi yang fokus terkait isu HIV/AIDS dengan anggota yang terdiri dari ODHIV, ODHIV dengan Disabilitas, OHIDHA, ADHA dan orang yang peduli dengan isu HIV/AIDS di Yogyakarta

Anda berada di wilayah Yogyakarta dan terpapar HIV?

Jangan takut untuk menghubungi Pita Merah Jogja dan kami akan memberikan pendampingan serta informasi apa yang harus Anda lakukan. Apabila Anda dari luar Yogyakarta juga dapat menghubungi kami, kami akan coba beri informasi sebisa kami.

Sebelumnya

ODHA difabel, bagian dari populasi kunci yang hampir terlupakan

Selanjutnya

Gender dan Keberagaman Seksualitas