Hari ini tanggal 8 Maret 2024 merupakan salah satu hari penting karena tanggal 8 Maret merupakan Hari Perempuan Sedunia (HPS) atau yang dikenal dengan istilah International Women’s Day. Hari Perempuan Sedunia ini menjadi penting karena merupakan momen yang tepat untuk mengangkat berbagai isu terkait perempuan. Salah satu isu kesehatan yang perlu menjadi perhatian adalah HIV/AIDS.
Sebelum kita melihat lebih jauh peran perempuan dalam penanggulan HIV/AIDS ada baiknya kita melihat dulu sejarah lahirnya Hari Perempuan Sedunia.
Sejarah lahirnya Hari Perempuan Sedunia
Sejarah Hari Perempuan Sedunia diawali pada tahun 1908 yang ketika itu sebanyak lebih dari 15.000 perempuan di New York, Amerika Serikat melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran. Tuntutan mereka agar mereka mendapat kesetaraan seperti pria terutama dalam hal upah kerja, hak untuk memilih serta jam kerja yang lebih singkat. Setahun setelah kejadian tersebut, Partai Sosialis Amerika mendeklarasikan Hari Perempuan Nasional yang pertama di Amerika Serikat dan jatuh pada 28 Februari.
Pada tahun 1910 pada konferensi internasional di Kopenhagen, Clara Zetkin yang merupakan aktivis wanita dari Jerman mengusulkan Hari Perempuan yang telah dirayakan di Amerika untuk dirayakan secara internasional. Konferensi yang diikuti oleh 100 perempuan yang dari 17 negara tersebut menyepakati bahwa Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan pada 1911.
Kemudian pada tahun 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan secara resmi bahwa Hari Perempuan Internasional sebagai perayaan tahunan yang jatuh pada 8 Maret 1975. Dipilihnya tanggal 8 Maret karena pada tanggal 8 Maret 1917 terjadi aksi mogok kerja oleh pada wanita diseluruh Rusia yang merupakan awal jatuhnya pemerintahan Monarki di Rusia.
Hingga tahun 2024 ini, Hari Perempuan Internasional atau kita menyebutnya Hari Perempuan Sedunia (HPS) tetap dirayakan setiap tahunnya.
Peran perempuan dalam melawan HIV/AIDS
Data menunjukkan bahwa perempuan termasuk kelompok rentan terhadap HIV/AIDS. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan perempuan termasuk kelompok rentan yaitu ketidaksetaraan gender, kekerasan berbasis gender, dan minimnya akses terhadap informasi dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi.
Sehingga pada momen HPS tahun ini kita perlu lebih memahami bagaimana pemberdayaan perempuan dapat menjadi salah satu senjata yang ampuh dalam melawan HIV/AIDS.
- Pendidikan dan Kesadaran: Kegiatan kampanye dan edukasi tentang HIV/AIDS yang benar harus lebih banyak menyasar kelompok rentan dan perempuan muda. Dengan pengetahuan dan edukasi yang baik tentang HIV/AIDS maka mereka bisa melindungi diri dengan lebih baik.
- Akses Layanan Kesehatan: Memang tidak bisa dipungkiri bahwa fasilitas pelayanan perempuan harus lebih ditingkatkan terutama dalam hal pelayanan kesehatan yang ramah perempuan. Dengan ditingkatkannya pelayanan tes, konseling dan pengobatan HIV yang lebih ramah perempuan maka diharapkan perempuan berani memeriksakan diri dan mendapatkan perawatan yang layak.
- Pengambilan Keputusan: Perempuan harus lebih sering dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang penting. Apalagi keputusan tentang kebijakan kesehatan reproduksi dalam penanggulan HIV/AIDS. Suara perempuan penting untuk didengar agar program yang diciptakan lebih efektif.
- Lawan Kekerasan: Kekerasan seksual yang sering dialami perempuan meningkatkan resiko penularan HIV. Karena itu dukungan gerakan anti kekerasan terhadap perempuan harus terus dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat.
Dengan bersatu dan saling mendukung kita bisa mewjudkan perempuan-perempuan yang sehat dan terbebas dari HIV/AIDS. Karena itu pada momen Hari Perempuan Sedunia ini kita harus terus ingat untuk: Lindungi Perempuan.