Bicara tentang seks bebas dan HIV sering kali memunculkan stigma dan kesalahpahaman yang tidak perlu. Kadang-kadang, anggapan keliru terbentuk bahwa seks bebas selalu berarti penularan HIV. Namun, sebenarnya hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Kenapa hal tersebut tidak benar? Kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan seks bebas, tentu kita juga perlu memahami makna dari seks beresiko.
Ada perbedaan yang jelas antara seks bebas dan seks berisiko. Seks bebas yaitu aktivitas seksual tanpa komitmen pernikahan, sementara seks berisiko adalah praktik seksual yang meningkatkan kemungkinan penularan HIV dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya baik itu tanpa komitmen pernikahan ataupun dengan komitmen pernikahan.
Tetapi seks bebas juga tidak secara otomatis menularkan HIV jika dilakukan dengan aman. Yang dimaksud aman ini adalah penggunaan kondom atau PrEP (pre-exposure prophylaxis) secara konsisten ternyata sangat efektif dalam mencegah penularan HIV. Kondom mampu memblokir virus HIV, sementara PrEP membantu tubuh melawan virus jika terpapar.
Kenyataannya, penularan HIV terjadi melalui seks berisiko, yang dimaksud perilaku seks beresiko adalah perilaku kegiatan seksual yang dapat menularkan HIV seperti seks tanpa pengaman (kondom), berganti-ganti pasangan seksual, berhubungan seks dengan pasangan yang memiliki status HIV positif yang tidak diketahui dan tidak menggunakan pengobatan antiretroviral (ARV) jika positif HIV atau berhubungan seks dengan pasangan yang memiliki infeksi menular seksual (IMS).
Pemahaman yang jelas mengenai perbedaan ini sangat penting untuk menghindari stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV. Stigma dan diskriminasi tersebut dapat menghambat upaya pencegahan dan pengobatan HIV, serta memperburuk kualitas hidup orang yang hidup dengan HIV.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar terhindar dari seks beresiko
- Seks bebas, dalam bentuk apapun, tidak secara otomatis menularkan HIV jika dilakukan dengan aman menggunakan kondom atau PrEP.
- Kondom adalah metode yang sangat efektif dalam mencegah penularan HIV dan IMS, serta mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
- PrEP adalah pilihan yang efektif untuk pencegahan HIV bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar virus.
- Melakukan tes HIV secara rutin jika aktif melakukan seks kepada orang yang tidak di ketahui status medisnya karena penting untuk mengetahui status HIV dan mendapatkan pengobatan yang tepat jika diperlukan.
Dengan mengetahui perbedaan tersebut maka kita dapat bersama-sama melawan stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV.