Ada sebuah usulan menarik yang dikemukakan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) pada peringatan Hari AIDS Sedunia tanggal 1 Desember 2023 kemarin. Anggota Dewan Pertimbangan IDI Profesor Zubairi Djoerban mengusulkan adanya Hari Tes HIV Nasional dalam kalender resmi.
Rekomendasi tersebut muncul karena angka kasus HIV-AIDS yang semakin meningkat dan berbanding terbalik dengan menurunnya jumlah orang yang melakukan tes HIV. Apalagi ketika Covid-19 merebak yang mengakibatkan jumlah orang yang melakukan tes HIV turun drastis sementara kasus HIV-AIDS terus meningkat. Menurut Prof. Zubairi target utama tes HIV ini adalah Ibu hamil karena kasus HIV pada anak di Indonesia sekitar 700 – 1000 setiap tahunnya dan tentu saja penularannya sebagian besar dari Ibu ke anaknya.
Hingga saat ini hanya sebesar 55% Ibu hamil di Indonesia yang melakukan tes HIV. Dan hanya 24% dari jumlah yang dinyatakan positif yang melanjutkan melakukan pengobatan. Di beberapa negara Asia dan Amerika berhasil mengurangi angka penularan dari Ibu ke anak bahkan hingga 0 penularan berkat tes HIV yang dilakukan secara masif.
Belum lagi masalah stigma dan diskriminasi yang terjadi pada anak dengan HIV. Masih banyak terjadi anak dikeluarkan dari sekolah karena anak itu HIV. Hal ini tentu sangat disayangkan dan perlu diberikan edukasi secara terus menerus. Apabila penularan dari Ibu ke anak bisa dicegah tentu akan berdampak positif kedepannya. Apalagi dengan pengobatan ARV yang rutin maka seorang Ibu dengan HIV dapat melahirkan anak tanpa terkena HIV.
Apapun kegiatannya selama hal tersebut bisa menekan jumlah penularan HIV – AIDS, maka hal tersebut wajib kita dukung. Dengan adanya Hari Tes HIV Nasional maka dapat meningkatkan jumlah orang yang melakukan tes HIV terutama Ibu hamil. Tentu hal tersebut sangatlah bagus karena bisa mendeteksi HIV secara dini dan segera dilakukan pengobatan.