Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

Peduli, Inklusi, Solidaritas, Meraih Harapan

Montov

Jika Saya Terkena HIV, Harus Bagaimana?

  • 16 Agustus 2023
  • 6 menit waktu baca

Bagikan

Apa yang dibenak kalian tentang HIV? Apakah termasuk penyakit yang menakutkan? Mematikan? Tidak ada obat? Gampang menular? Atau sudah paham dengan cara penularan, pengobatan dan penanganannya? Atau sama sekali tidak tahu apa-apa tentang HIV dan AIDS? Dan jika saya terkena HIV atau terindikasi terkena HIV terutama di Yogyakarta, harus bagaimana? Mari kita bahas.

Apa itu HIV?

HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus atau virus yang menyerang pertahanan tubuh. Saat masuk ke dalam tubuh seseorang, HIV mulai menyerang salah satu bagian dari sistem pertahanan tubuh yaitu sel CD4 atau Helper T sel. HIV menggunakan sel CD4 ini sebagai tempat bereproduksi supaya ia bisa berkembang biak semakin banyak, membuat sel ini mati, dan menginfeksi sel CD4 lain yang masih sehat. Begitulah siklus HIV ini terus menerus terjadi, sampai akhirnya daya tahan tubuh menurun karena produksi sel CD4 tidak sebanding dengan sel yang mati. Saat daya tahan tubuh menurun, bakteri, virus dan jamur yang tadinya bukan menjadi ancaman pada tubuh, bisa menyebabkan sakit. Inilah yang disebut dengan Infeksi Oportunistik (IO). IO yang muncul bisa beragam, dari yang ringan seperti diare, muncul Herpes, sampai yang berat seperti Tuberkulosis dan Toxoplasmosis. JIka IO atau penyakit penyerta yang muncul tidak hanya satu dan menjadi komplikasi, disebut dengan AIDS. AIDS ini hanya sebuah fase, dimana seseorang yang sudah mengalami fase ini bisa kembali sehat jika ditangani, diobati dan dirawat dengan benar, sesuai dengan IO yang muncul. Maka, untuk menghindari fase AIDS ini, sangat di anjurkan untuk test HIV sejak dini supaya jika reaktif atau positif, bisa segera mendapatkan penanganan.

Cara penularan HIV seperti apa?

Berbeda dengan mitos dan anggapan diluar sana, HIV tidak semudah itu menularkan dari satu orang ke orang lain. Ada kaidah atau prinsip yang harus dipenuhi supaya HIV bisa menularkan. Prinsip ini disebut ESSE, yang singkatan dari : 

Exit, ada pintu keluar dari seseorang yang HIV+ ke orang HIV negatif. Pintu keluar ini bisa berasal dari luka yang mengeluarkan darah, cairan ejakulasi maupun pelicin pada alat kelamin pria dan wanita atau air susu ibu.

Survive, si virus HIV harus bertahan hidup saat keluar dari tubuh seseorang. Misalkan saat berhubungan seksual dari anal maupun vaginal tanpa pengaman/kondom, air susu ibu yang diminum langsung oleh bayi, maupun jarum suntik yang dipakai bebarengan. Jarum suntik memiliki rongga yang bisa membuat darah segar lebih lama sehingga virus HIV masih tetap hidup. HIV tidak bisa bertahan hidup diluar tubuh manusia, termasuk pada permukaan benda-benda yang langsung terkena udara, darah kering, air kolam yang mengandung klorin & air laut. Termasuk dalam tubuh nyamuk, sehingga nyamuk bukan vektor/pembawa virus HIV.

Sufficient, jumlah virus HIV harus cukup banyak untuk menularkan pada orang lain. Berapa banyak? Dari guideline terbaru WHO, jumlah dibawah atau sama dengan 1000 copy/ml darah sudah sangat kecil menularkan atau nol resiko.

Keadaan ini disebut tersupresi, dan hanya bisa dicapai dengan terapi Antiretroviral (ARV). Untuk mengetahui jumlah virus ini dapat diketahui dengan tes lab Viral Load. Semakin banyak jumlah virus HIV dari hasil Viral Load, semakin tinggi persentase seseorang menularkan ke orang lain. Begitu pula sebaliknya.

Enter, ada pintu masuk ke tubuh seseorang yang masih HIV negatif. Seperti dijelaskan diatas, bisa dari hubungan seksual yang tidak aman, menyusui ibu ke anak, dan jarum suntik yang dipakai bersamaan.

Prinsip ESSE ini harus semua terpenuhi, jika salah satu gugur/tidak terpenuhi, maka penularan tidak akan terjadi.

Apakah saya beresiko?

Semua orang beresiko terkena HIV, terutama jika seumur hidupnya tidak pernah test sama sekali, bergonta-ganti pasangan tanpa mengetahui status kesehatan diri sendiri maupun  pasangannya, dan berhubungan seksual tanpa menggunakan pengaman/kondom. HIV bukan milik komunitas dan populasi tertentu, selama orang-orang masih melakukan hubungan beresiko tinggi dan tidak pernah di cek, bisa terpapar tanpa melihat latar belakang status sosial, agama, suku, pendidikan, usia dan orientasi seksual.

Baca juga:  Vaksin COVID-19 dan HIV

Bagaimana saya mengetahui status HIV saya? 

Test HIV atau VCT (Voluntary Counseling & Testing/Test dan Konseling Sukarela), bisa dilakukan di puskesmas, klinik, laboratorium dan Rumah Sakit yang menyediakan layanan tersebut. Ada juga layanan mobile yang dilakukan oleh lembaga yang bergerak di isu HIV dan bekerja sama dengan layanan kesehatan milik pemerintah. Informasi ini bisa didapatkan dari media-media sosial maupun aplikasi dating. Apabila Anda berada di Provinsi Yogyakarta, maka Anda bisa melihat daftar layanan kesehatan yang melayani test dan pengobatan HIV.

Jika saya HIV Positif/Reaktif, apa yang harus saya lakukan?

Pertama, tenangkan diri. Mengetahui status HIV bisa menjadi hal yang membuat kaget dan shock, terutama jika merasa diri ini baik-baik saja. Biarkan informasi dicerna secara pelan-pelan. 

Kedua, cari layanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan, perawatan, dan pengobatan. Bisa di puskesmas, klinik maupun rumah sakit. Konsultasi dengan konselor dan dokter untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang HIV dan pengobatannya.

Ketiga, pahami dengan benar tentang Antiretroviral Terapi (ARV), cara kerja, efek samping dan efektivitas pengobatannya. Jadikan ARV ini sebagai kebutuhan, bukan beban. 

Keempat, dapatkan dukungan pasangan, keluarga dan teman-teman senasib dan sepenanggungan. Bisa dari kelompok maupun komunitas. Dari mereka yang lebih lama dan senior ini bisa mendapatkan ilmu dan tempat berbagi. Jangan merasa sendirian.

Kelima, jalani. Patuh minum ARV, cek secara berkala jumlah CD4 dan Viral Load (kalau ada) dan juga cek lab pendukung lainnya (fungsi hati dan ginjal). Informasi ini bisa didapatkan di layanan tempat akses ARV. 

Dengan rutin minum ARV dan gaya hidup sehat (makan bergizi, istirahat cukup, olahraga teratur), seseorang bisa beraktifitas, bekerja, menikah dan memiliki keturunan (Suami/Istri tidak menularkan pada pasangannya, Ibu tidak menularkan pada bayi yang dikandung/disusuinya, dan dibuktikan dengan hasil Viral Load yang rendah atau Tidak Terdeteksi), sama seperti mereka dengan HIV negatif. Apapun yang sudah terjadi di masa lalu, cukup jadikan bahan pembelajaran. Fokus dengan menata masa depan.

Apabila Anda terkena HIV dan merasa bingung serta berada di Provinsi Yogyakarta, dan Anda merasa memerlukan bantuan berupa dukungan sebaya atau support group atau info lainnya, silahkan menghubungi Pita Merah Jogja.

Pita Merah Jogja

Bagaimana jika ada keluarga, teman, kerabat atau orang di lingkungan saya yang terkena HIV?

Tetap berikan dukungan. Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang mau dikucilkan dan mendapatkan diskriminasi hanya karena status kesehatannya. Pahami dengan benar cara penularannya. Dengan mendapatkan informasi yang benar, ketakutan dan kecemasan juga akan menghilang. Bila itu keluarga dekat, pasangan atau teman, jadilah pengawas minum obat. Ingatkan disaat-saat waktu minum obat. 

HIV bukan akhir dari segalanya

Mengetahui informasi tentang HIV, pencegahan, penularan dan pengobatannya, tidak hanya bisa menyelamatkan diri sendiri, tapi juga orang-orang yang kita cintai disekitar kita. Tidak perlu malu dan takut untuk mengetahui status HIV kita. Cek sejak dini selalu lebih baik dibandingkan terlambat. Jika sakit, pergi ke layanan kesehatan untuk diobati.  Kesadaran terhadap kesehatan diri sendiri juga termasuk rasa sayang terhadap tubuh yang diberikan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. 

Tentang Penulis

Pria ganteng kelahiran 88 ini senang bermain game dan menikmati alam dikala senggang. Peduli dengan isu HIV sejak tahun 2016an. Saat ini menyibukkan diri menjadi Pendukung Sebaya di daerah kelahirannya, Ciamis, Jawa Barat. Selain itu dia mencoba terus memberikan edukasi, pemahaman penularan & perawatan HIV dimanapun ia berada, terutama media sosial pribadinya.

Anda berada di wilayah Yogyakarta dan terpapar HIV?

Jangan takut untuk menghubungi Pita Merah Jogja dan kami akan memberikan pendampingan serta informasi apa yang harus Anda lakukan. Apabila Anda dari luar Yogyakarta juga dapat menghubungi kami, kami akan coba beri informasi sebisa kami.

Sebelumnya

Gender dan Keberagaman Seksualitas

Selanjutnya

Macam-macam Obat HIV AIDS yang ada di Indonesia dan Efek Sampingnya