Please ensure Javascript is enabled for purposes of website accessibility

Peduli, Inklusi, Solidaritas, Meraih Harapan

Montov

Kaderisasi dan Reduksi Diskriminasi ODHIV di Kelurahan Kricak

  • 25 Mei 2024
  • 2 menit waktu baca

Bagikan

Kini semakin banyak warga masyarakat di Kricak yang tidak takut lagi berinteraksi dengan Orang dengan HIV (ODHIV). Bukan hanya karena kesadaran masyarakat yang makin meningkat, tetapi juga karena komunitas yang peduli HIV dan AIDS aktif memberikan edukasi di tengah masyarakat.

Komunitas peduli HIV dan AIDS atau biasa disebut sebagai Warga Peduli AIDS (WPA) Kelurahan Kricak sudah melakukan berbagai kegiatan meliputi Pendidikan HIV dan AIDS untuk populasi kunci dan kelompok berisiko salah satunya Ibu Rumah Tangga, Sosialisasi penyakit menular Tuberkolusis dan HIV, kolaborasi dengan Puskesmas Tegalrejo dalam kegiatan VCT, Layanan Pengobatan, & Layanan IMS, Kunjungan SALT dan Workshop Perumusan Hasil Kunjungan SALT WPA Kelurahan Kricak, Pertemuan Rutin WPA, dan berpartisipasi aktif dalam Musrenbang Kelurahan Kricak.

Pendidikan HIV dan AIDS untuk populasi kunci dan kelompok berisiko sudah dilakukan. Selain pendidikan juga sudah dilakukan pelatihan meliputi pelatihan pijat, pembuatan minyak urut, dan pembuatan sabun sirih. Pendidikan dan pelatihan tersebut bertujuan untuk peningkatan kapasitas masyarakat sehingga harapannya masyarakat menjadi lebih mandiri dan kreatif baik dalam hal ekonomi maupun kehidupan sehari-hari. Masyarakat di Kelurahan Kricak sendiri sudah mencapai pada tahap tidak takut lagi dengan tes HIV. Hal ini diawali dengan kader WPA yang sebagian besar sudah tes HIV sehingga para kader dapat membagikan pengalaman bahwa tes HIV tidak sakit dan sangat aman. Capaian perubahan selanjutnya yang terjadi di Kelurahan Kricak adalah WPA kelurahan telah mengorganisir WPA tingkat RW untuk menjadi fasilitator pada berbagai acara pendidikan HIV dan AIDS di Kelurahan Kricak.

Pencapaian yang terjadi di Kelurahan Kricak lainnya juga dapat disaksikan pada kasus salah satu ODHIV di sana. Masyarakat sudah bisa hidup bersama dan menerima status ODHIV. Sayangnya, ODHIV tersebut diminta keluar dari kampung setelah KTP yang bersangkutan sempat ditahan karena masyarakat sudah tidak bisa memaklumi lagi perilaku dan pola hidup ODHIV tersebut. Akhirnya ODHIV tersebut berada di shelter walaupun untuk saat ini sudah tidak ada yang mengetahui keberadaannya karena yang bersangkutan memilih untuk melarikan diri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat bukan bermasalah dengan status HIV ODHIV tersebut, akan tetapi tidak bisa menerima perilaku yangtidak sesuai dengan norma masyarakat.

Baca juga:  Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Sumber: Tabloid Baristha, edisi 04/III/Maret 2024 – ditulis oleh Suryani

Tentang Penulis

Pita Merah Jogja adalah organisasi yang peduli dan inklusi yang fokus terkait isu HIV/AIDS dengan anggota yang terdiri dari ODHIV, ODHIV dengan Disabilitas, OHIDHA, ADHA dan orang yang peduli dengan isu HIV/AIDS di Yogyakarta

Anda berada di wilayah Yogyakarta dan terpapar HIV?

Jangan takut untuk menghubungi Pita Merah Jogja dan kami akan memberikan pendampingan serta informasi apa yang harus Anda lakukan. Apabila Anda dari luar Yogyakarta juga dapat menghubungi kami, kami akan coba beri informasi sebisa kami.

Sebelumnya

Selangkah Lebih Dekat Menuju Vaksin HIV

Selanjutnya

HIV Tidak Mengurangi Martabat Saya Sebagai Perempuan